Galeri Astronomi Islam

Observatorium di Dunia Islam

Setelah masa kejayaan Observatorium Ulugh Beg di Samarkand (abad ke-15), dunia Islam mengalami kemunduran dalam astronomi selama beberapa abad. Namun, sejak abad ke-19, terjadi kebangkitan kembali dengan pembangunan berbagai observatorium modern. Saat ini, banyak negara Muslim telah membangun observatorium canggih yang berperan dalam penelitian astronomi dan kalender Islam.

 

1. Kemunduran dan Transisi (Abad ke-16–18)

Setelah kehancuran Observatorium Ulugh Beg, dunia Islam mengalami masa kemunduran, dengan hanya sedikit observatorium yang bertahan. Beberapa yang sempat muncul adalah:

 

Observatorium Taqi al-Din (1577, Istanbul, Utsmaniyah)
Salah satu observatorium terakhir di era klasik Islam, dihancurkan pada 1580 akibat tekanan politik dan keagamaan.

 

Observatorium Jai Singh (Abad ke-18, India Mughal)
Dibangun di Jaipur dan Delhi dengan inspirasi dari astronomi Islam dan Hindu, menggunakan instrumen observasi besar berbasis matahari.

 

2. Kebangkitan Kembali Astronomi Islam (Abad ke-19–20)

Sejak abad ke-19, dunia Islam mulai membangun observatorium kembali, sebagian besar terinspirasi oleh astronomi Barat.

 

Iran

Iran telah lama menjadi pusat studi astronomi. Beberapa observatorium penting di Iran, seperti Observatorium Shahreza, Observatorium Alborz, dan Observatorium Rasad Khaneh. Iran juga memiliki program astronomi yang kuat, termasuk dalam bidang astrofisika dan kalender Islam.

 

Mesir

Observatorium Helwan (1903)
Salah satu observatorium tertua yang masih aktif di dunia Islam, digunakan untuk studi komet dan planet.

 

Pakistan

Observatorium Al-Khawarizmi
Berperan dalam penelitian hilal dan tata surya.

 

3. Observatorium di Era Modern (Abad ke-21)

Di era kontemporer, observatorium di dunia Islam berkembang pesat, khususnya di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

 

Malaysia

Malaysia memiliki banyak Balai Cerap yang tersebar di seluruh negeri, berfungsi untuk observasi hilal dan penelitian astronomi. Beberapa yang terkenal yaitu Balai Cerap Teluk Kemang, Negeri Sembilan, Balai Cerap Al-Khawarizmi, Melaka, Balai Cerap Sultan Iskandar, Johor, Balai Cerap Selangor, Sabak Bernam, Balai Cerap Al-Biruni Sabah, dan Balai Cerap Wilayah Persekutuan, Labuan.

Malaysia sangat aktif dalam riset kalender Islam berbasis astronomi dan memiliki jaringan observatorium yang luas untuk mendukungnya.

 

Indonesia

Indonesia juga memiliki banyak observatorium, baik yang berfokus pada astronomi umum maupun ilmu falak. Beberapa yang penting adalah Observatorium Bosscha (1923, Bandung) – Tertua di Indonesia, digunakan dalam penelitian astrofisika dan kalender Islam, Observatorium Imah Noong, Lembang, Observatorium LAPAN (Sumedang dan Pasuruan), Observatorium Ilmu Falak (OIF) UMSU, Medan, Observatorium Al-Biruni, Jatim, Observatorium as-Salam Pondok Pesantren Modern As-Salam Surakarta, dan Observatorium Timau (Kupang, NTT) – Proyek terbaru dengan teknologi canggih.

Observatorium di Indonesia memiliki peran penting dalam pengamatan hilal, gerhana, dan astrofisika.

 

Uni Emirat Arab (UEA)

Observatorium Al-Sadeem (2016)
Bagian dari program eksplorasi ruang angkasa UEA.

 

Arab Saudi

Observatorium Al-Sayhati
Digunakan untuk penentuan kalender Islam dan eksplorasi luar angkasa.

 

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pasca Ulugh Beg, dunia Islam sempat mengalami kemunduran dalam astronomi. Namun, sejak abad ke-19 hingga kini, berbagai negara Muslim telah membangun observatorium modern.
Iran, Malaysia, dan Indonesia termasuk yang paling aktif dalam pengembangan astronomi Islam. Malaysia memiliki jaringan Balai Cerap terbesar untuk pemantauan hilal, sedangkan Indonesia terus membangun observatorium baru seperti Timau dan berbagai observatorium di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Kementerian Agama Republik Indonesia, UEA dan Arab Saudi juga mulai mengembangkan astronomi modern, bahkan dalam eksplorasi ruang angkasa.
Observatorium dunia Islam kini tidak hanya berfokus pada kalender Islam, tetapi juga pada penelitian kosmologi dan eksplorasi tata surya.