Galeri Astronomi Islam

“Kosmos dan Seni”: Ketika Sains Bertemu Jiwa di Universiti Sains Malaysia

Pulau Pinang – Langit petang di Universiti Sains Malaysia, Kamis (14/8), seakan ikut menyambut ratusan hadirin yang memenuhi Gelanggang Kosmologi Muzium & Galeri Tuanku Fauziah (MGTF). Di ruang yang dipenuhi atmosfer ilmiah sekaligus artistik itu, berlangsung sebuah pertemuan langka: Kosmos dan Seni (Cosmos & The Arts), bagian daripada siri Tiang Seri (Central Pillar). Sejak awal, audiens sudah dibuat terpukau oleh Prof. Emeritus Mazlan Othman. Dengan tutur yang tenang namun sarat wibawa, beliau membawa semua orang “mengembara” ke sudut-sudut jauh alam semesta, sambil mengingatkan bahawa memahami kosmos juga berarti memahami diri sendiri. Lalu giliran Prof. Madya Hasnul Jamal Saidon, yang memadukan sains dan estetika dalam alunan kata dan visual. Ia menampilkan karya seni yang terinspirasi dari fenomena kosmik—galaksi, nebula, dan pusaran cahaya—membuat hadirin merasakan bagaimana seni dapat menjadi jendela bagi misteri semesta. Dr. Chong Hon Yew menutup sesi dengan penjelasan ilmiah yang membumi, namun tetap memantik rasa kagum. Ia membahas hukum-hukum fizik yang mengatur gerak bintang dan planet, dan bagaimana keteraturan itu menjadi sumber inspirasi tak habis-habisnya bagi seniman. Diskusi interaktif berlangsung hangat; tangan-tangan terangkat, pertanyaan-pertanyaan mengalir, dan gagasan berpadu antara ilmu dan rasa. Beberapa peserta mengaku baru pertama kali melihat sains dan seni berdampingan dalam satu panggung yang harmonis. Menutup acara, Pengarah MGTF mengingatkan, “Sains memberi kita jawapan, seni memberi kita makna. Kedua-duanya adalah cahaya dalam perjalanan manusia.” Kata-kata itu menggaung, seakan mengikat seluruh pengalaman petang itu menjadi kenangan yang akan lama diingat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *