Galeri Astronomi Islam

Maraghah dan Ulugh Beg

Observatorium Maraghah dan Ulugh Beg.

Dalam sejarah astronomi Islam, Observatorium Maraghah dan Observatorium Ulugh Beg adalah dua pusat penelitian yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu falak. Berikut adalah uraian mengenai keduanya:

 

 

1. Observatorium Maraghah (1259 M, Iran)

 Sejarah dan Pendirian

Observatorium Maraghah didirikan pada tahun 1259 M oleh Nasir al-Din al-Tusi, seorang ilmuwan Persia yang bekerja di bawah pemerintahan Mongol, khususnya Hulagu Khan. Observatorium ini terletak di Maragheh, sebuah kota di barat laut Iran, dan menjadi salah satu observatorium paling maju pada masanya.

 

 

Kontribusi Ilmiah

Penyusunan “Zij-i Ilkhani”
Al-Tusi dan timnya menyusun Zij-i Ilkhani, sebuah tabel astronomi yang menjadi rujukan bagi para astronom Muslim dan Eropa selama berabad-abad.

 

 

Teori Tusi Couple
Al-Tusi mengembangkan model matematis yang dikenal sebagai Tusi Couple, yang kemudian memengaruhi teori heliosentris dalam astronomi Eropa.

 

 

Multidisiplin
Observatorium ini juga menjadi pusat kajian matematika, fisika, dan filsafat alam.

 

Kejayaan dan Kemunduran

Observatorium Maraghah berkembang pesat selama beberapa dekade, tetapi mulai menurun setelah wafatnya Al-Tusi. Namun, metode dan teorinya tetap berpengaruh hingga zaman Renaissance di Eropa.

 

2. Observatorium Ulugh Beg (1420 M, Uzbekistan)

Sejarah dan Pendirian

Observatorium Ulugh Beg didirikan sekitar tahun 1420 M di Samarkand, Uzbekistan, oleh Ulugh Beg, seorang sultan dari Dinasti Timuriyah yang juga seorang astronom dan matematikawan.

 

Kontribusi Ilmiah

Penyusunan “Zij-i Sultani”

Ulugh Beg menyusun tabel astronomi Zij-i Sultani, yang lebih akurat dibandingkan tabel sebelumnya dan menjadi standar selama beberapa abad.

 

Pengukuran Tahun Matahari
Dia berhasil menghitung panjang tahun matahari dengan tingkat akurasi tinggi (365,2422 hari), hampir mendekati nilai modern (365,2425 hari).

 

Observatorium dengan Instrumen Canggih
Observatorium ini memiliki sextant raksasa dengan radius 40 meter, yang digunakan untuk mengukur posisi bintang dengan sangat presisi.

 

Kejayaan dan Kemunduran

Setelah wafatnya Ulugh Beg, observatorium ini mulai ditinggalkan dan akhirnya dihancurkan. Namun, reruntuhannya ditemukan kembali pada abad ke-20, yang membuktikan kejayaan astronomi Islam di Samarkand.

 

Observatorium Maraghah dan Ulugh Beg adalah bukti kejayaan sains dalam peradaban Islam. Keduanya memberikan fondasi bagi perkembangan astronomi modern, baik dalam hal metode pengamatan maupun perhitungan astronomi yang lebih akurat.